1

5/19/2015

Kerajinan Batik



        Sektor kerajinan batik ini memiliki peluang besar untuk bisa dikembangkan dan menjadi  salah satu sarana upaya pemberdayaan ekonomi warga Desa Sendangagung. Hal ini bisa dilihat secara geografis Desa Sengangagung  yang tidak jauh ( + 4 Km ) dari salah satu pusat wisata Kabupaten Lamongan yaitu Wisata Bahari Lamongan (WBL). Dengan demikian prospek peluang pasar sangat terbuka apalagi dengan ditunjang adanya bantuan dari Pemerintah Kabupaten Lamongan berupa Showroom Batik  di Desa Sendangagung.


Selain  itu Pemerintah Kabupaten Lamongan sering mengadakan pembinaan kepada para perajin batik dengan mengadakan pelatihan-pelatihan tehnik membatik dan mengikutkan ke berbagai even lomba mulai dari tingkat kabupaten , provinsi hingga tingkat nasional. Hal ini terbukti beberapa perajin Desa Sendangagung pernah meraih juara baik tingkat kabupaten maupun nasional, diantaranya  :
~  Tetty Endahing Warno,
    a. Juara II Lomba Design Batik Tingkat Nasional 
        (27-10-2010) 
        Mewakili Propinsi Jawa Timur
        Motif Batik :  Bunga Teratai
        Penyelenggara  :  Dirjen Pendidikan Masyarakat 
                                     Kementrian Pendidikan Nasional
    b. Juara I Lomba Design Batik Tingkat Kabupaten Lamongan (Juli 2014)
        Motif  Batik  : Ikan Panca Warna
~  Panut Supodo,
    Juara II  Lomba Design Batik Tingkat Kabupaten Lamongan (2013)
    Motif Batik  :  Lontar
~  Alismawati,
    Juara I Lomba Design Batik Tingkat Kabupaten Lamongan 
    (8-4-2015).
    Motif Batik  :  Rantai Bandeng Lele
          ~  Imsaroh,
                     Juara II Lomba Design Batik Tingkat Kabupaten Lamongan 
                     (8-4-2015).
                     Motif Batik  :  Taman Melati



SEKILAS RIWAYAT BATIK  SENDANG

Batik Sendang merupakan jenis batik yang dikerjakan dan dibuat oleh masyarakat Desa Sendangagung dengan cara tradisional yang dilukis dengan menggunakan medium malam (lilin), canting, kain dan zat pewarna. Motif Batik Sendang dibuat dengan beragam goresan gambar dianggap sebagai sebuah seni budaya warisan leluhur yang diwariskan secara turu-temurun.  Diperkirakan berawal dari generasi pada masa Dewi Tilarsih istri dari Raden Noer Rochmat (dikenal sebagai Sunan Sendang sekitar abad ke 15). Dewi Tilarsih dianggap sebagai peolopor atau tokoh pertama kali yang membawa tradisi batik dari wilayah asalnya (Mantingan)
Batik Sendang yang merupakan warisan para leluhur sebagian besar masih eksis dan dipertahankan oleh para perajin batik saat ini. Dahulu,  mengerjakan batik hanya merupakan  kegiatan utama para perempuan Desa Sendangagung yang diturunkan dari generasi ke generasi. Akan tetapi pada saat ini keberadaan Batik Sendang bukan lagi menjadi pekerjaan para perempuan semata, melainkan jugadiminati para laki-laki, sehingga bisa dikatakan tidak ada batasan jenis kelamin untuk mempelajari Batik Sendang.
Batik Sendang memiliki karakteristik khas dari jenis batik manapun. Untaian gambar Batik Sendang dikenal masyarakat Desa sendangagung memiliki detail yang rumit dan kecil, sehingga seorang perajin batik dituntut harus memiliki kesabaran, ketelatenan, keuletan, ketangkasan tangan, kesadaran dan kestabilan emosi yang tinggi.
Secara umum tehnik mengerjakan Batik Sendang masih bersifat tradisional. Canting masih tetap digunakan sebagai alat dalam melukiskan malam (lilin) di atas kain . Untaian gambar yang tampak juga masih bernuansa alam lingkungan yang syarat makna hidup dan filosofi-filosofi tertentu. Diantara ornamen lingkungan tersebut yang masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Desa Sendangagung sebagai ornamen utama adalah jenis flora dan fauna. Beragam motif gambar dengan nuansa tumbuh-tumbuhan, dedaunan, bunga, buah-buahan, dan kumbang masih menjadi ragam motif yang mendominasi.
Aneka ragam jenis Batik Sendang dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu Batik Sendang Tradisional dan Batik Sendang Moderen. Batik Sendang Tradisional dianggap memiliki makna dan nilai filosofi tertentu serta signifikan memiliki dampak pemakain atau penggunaan. Sedangkan Batik Sendang  Moderen merupakan ragam jenis batik yang hanya memiliki nilai guna sebagai citraan gaya hidup moderen.
Kedua golongan di atas  (tradisional atau moderen) dipersepsikan secara positif oleh masyarakat Desa Sendangagung yang beranggapan bahwa dengan memakai Batik Sendang  identitas kedaerahan, prestise sosial, harga diri, martabat, kepribadian, kewibawaan, dan gaya hidup dapat tersiratkan. Sehingga, konsumen Batik Sendang menjadi bangga bila mengenakan Batik Sendang di depan publik.
 


BEBERAPA CONTOH  MOTIF BATIK SENDANG

A.    Motif  : ENCIT-ENCITAN
      Makna filosofinya :
1.   Tentang Sejarah hidup R. Noer Rochmat, kondisi alam tumbuhan, dan dunia     pengobatan masyarakat ketika itu. Encit-encitan menggambarkan sebuah tumbuhan rambat yang oleh masyarakat setempat biasa disebut Simbukan.  Tumbuhan tersebut dipercaya berkasiat menyembuhkan  sakit perut.
2.   Juga mengandung pesan kehidupan, bahwa hidup itu harus dijalani melalui proses yang wajar, tidak kebronto atau tidak mencapai segala sesuatu dengan cara instant melainkan berproses dari tahap-ketahap sebagaimana simbukan yang merambat dari bawah sampai mencapai titik yang diinginkan.


B.    Motif  : BELAH INTEN

Makna filosofinya :

1.     Motivasi dan semangat masyarakat yang tinggi dalam menekuni profesi sebagai perajin perhiasan emas yang berhias intan, pada saat itu menginspirasi perajin batik untuk memunculkan motif  batik belah inten.

2.     Motif tersebut mengandung pesan apabila dalam sebuah keluarga, kelompok atau komunitas tertentu harus terpisah karena tugas atau membentuk keluarga baru, maka tali silaturrahim harus tetap dijaga agar tetap harmonis sebagaimana intan yang dibelah tetap terangkai dalam satu karya seni yang indah.


C.     Motif  : GENDAGAN

Makna filosofinya :

1.     Ornamen batik ini menggunakan teknik geometris atau trapezium yang membentuk jajaran genjang dan biasa disebut masyarakat di sini dengan istilah wajik.

2.     Garis-garis sejajar yang melintang diagonal mengandung pesan agar masyarakat senantiasa menjalin komunikasi yang baik supaya dapat senantiasa beriringan dan terhindar dari benturan /konflik-konflik social.


D. Motif :  KAWUNG

Makna filosofinya :

1.     Ornamen batik ini menyerupai buah siwalan (enau), menggambarkan sejarah hidup R. Noer Rohmat, yang oleh kesaktiannya mempu mengambil buah siwalan (enau) dengan membuat pohon tersebut tertunduk sehingga beliau bisa memilih yang hendak dipetik dan tidak membuat rangkaian buah yang lain rontok.

2.     Pesan yang disampaikan adalah agar manusia mengambil hasil bumi secara bijak dan tidak menimbulkan kerusakan.


E. Motif :  GERINGSING

Makna filosofinya :

1.     Unsur ornament menggambarkan sisik ikan merupakan symbol bahwa masyarakat desa Sendangagung yang secara geografis hanya berjarak 3 Km dari pantai ini dalam kehidupannya tidak bisa lepas dari nuansa maritime. Baik dari konsumsi makanan maupun budaya.

2.     Pesan yang disampaikan adalah manusia memiliki tugas untuk senantiasa menjaga keseimbangan baik kehidupan di darat maupun kehidupan di laut.




F. Motif : SEKAR JAGAT

Makna filosofinya :

1.     Adalah motif yang mencitrakan akumulasi dari beragam bunga yang tumbuh di desa Sendangagung.

2.     Pesan yang disampaikan adalah agar manusia sanggup menjadi pribadi yang bermanfaat sebagaimana bunga dengan keindahannya sanggup menghasilkan buah dan madu.


G.  Motif  : UDAN  LIRIS

Makna filosofinya :

1.     Pengabadian dari kisah perjalanan R. Noer Rohmat saat menemukan dan membuat Sumur Grombyang (Sumur Leng Songo) dan Sumur Jero.

2.     Pesan yang ingin disampaikan adalah nasehat bahwa manusia dan alam adalah satu kesatuan yang saling membutuhkan serta pentingnya melestarikan sumber-sumber kehidupan yang ada di alam.




H.  Motif  : PARIKESIT

Makna filosofinya :

1.     Pengabadian dari kisah perjalanan R. Noer Rohmat saat menemukan dan membuat Sumur Giling dan Sumur Gemblong

2.     Pesan yang ingin disampaikan adalah nasehat bahwa manusia dan alam adalah satu kesatuan yang saling membutuhkan serta pentingnya melestarikan sumber-sumber kehidupan yang ada di alam.





I. Motif  : DORANG  URANG

Makna filosofinya :

1.     Ornamen pada batik ini menggambarkan binatang laut yaitu udang dan ikan dorang yang hidup secara berdampingan.

2.     Pesan yang disampaikan adalah nasehat agar didalam keberagaman hidup harus tetap menjaga kerukunan dan kebersamaan.





J. Motif  : NAM   KATHIL

Makna filosofinya :

1.     Ornamen pada batik ini adalah lukisan garis lurus vertical menggambarkan hubungan manusia yang sangat bergantung kepada ALLAH SWT. Dan horizontal menandakan pentingnya jalinan hubungan antar sesama.

2.     Nam Kathil artinya anyaman kursi. Kathil atau Kursi dianalogikan sebagai kekuasaan. Sehingga maksudnya barang siapa yang memperoleh kekuasaan berupa harta atau jabatan maka agar tetap rendah hati dan bersikap baik kepada sesama serta penuh pemahaman bahwa semua yang ada adalah milik Sang Pencipta ALLAH SWT.



~TUNGGU INFO SELANJUTNYA

Tidak ada komentar :

Posting Komentar